Senin, 18 Oktober 2010

Kisah Syekh Malik bin Dinar Rah.a.

Syekh Malik bin Dinar rah.a. adalah seorang ulama terkemuka pada masanya. Kami telah menceritakan beberapa kisah hidupnya dalam kitab ini. Pada masa mudanya, ia bukan orang yang shaleh. Ketika ada seseorang yang bertanya kepadanya bagaimana ia bertaubat dari dosa-dosanya dan meninggalkan kehidupannya yang buruk, ia menceritakan kisah ini tentang dirinya :
"Pada masa mudaku, aku adalah seorang polisi yang sangat gemar meminum anggur. Aku minum seperti seekor ikan, siang dan malam. Kujalani kehidupan ini dengan santai. Aku membeli seorang hamba wanita cantik yang sangat kuagungi. Aku pun mempunyai seorang anak perempuan darinya ia putri yang cantik. Aku sangat mencintainya dan ia pun mencintaiku. Ketika putriku mulai berjalan dan berbicara aku bertambah mencintainya. Ia selalu bersamaku. Anak yang tidak berdosa ini memiliki suatu kebiasaanyang aneh. Bila ia melihat gelas anggur di tanganku, ia akan mereggutnya dan menumpahkannya di bajuku. Karena demikian cintaku padanya aku tidak memarahinya. Ketika ia berusia dua tahun, putriku meninggal dunia. Aku sangat tergoncang dan dilanda kesedihan yang dalam.

Pada suatu malam, tanggal lima belas bulan Sya'ban, aku sangat mabuk dan tidur tanpa mengerjakan shalat Isya. Aku bermimpi yang sangat mengerikan. Kulihat bahwa hari itu adalah hari Mahsyar. Orang-orang dibangkitkan dari kuburnya. Dan aku berada diantara orang-orang yang digiring ke medan Mahsyar. Tiba-tiba, kudengar sebuah suara di belakangku. Ketika kutengok ke belakang, kulihat seekor ular yang sangat besar mengejarku di belakang. Ah! sangat mengerikan. Ular itu mempunyai sepasang mata biru bagaikan mata kucing. Mulutnya terbuka lebar, dan ia mengejarku dengan kecepatan yang luar biasa! Aku mempercepat lariku dengan penuh rasa ngeri. Aku nekad demi hidupku. Ular yang mengerikan itu terus mengejarku hingga semakin dekat. Kulihat ada seorang laki-laki tua, berpakaian sangat bagus dengan wewangian mewah tercium di sekitarnya. Aku menyalaminya, "Assalamu'alaikum," Ia menjawab salamku. Aku berkata, "Demi Allah, tolonglah aku dari musibahku ini."Ia berkata, "Aku terlalu lemah menolongmu melawan musuh sehebat itu. Itu di luar kekuatanku, tetapi kamu harus terus berlari, mungkin kamu akan mendapat pertolongan meyelamatkan dirimu darinya," Aku berlari tak menentu, hingga kulihat sebuah tebing tinggi di depanku. Aku memanjatnya, tetapi ketika mencapai puncaknya, ternyata di balik tebing itu api neraka sedang bergolak sangat mengerikan. Aku sangat takut kepada ular itu dan aku pun takut terjatuh keneraka. Ialu kudengar sebuah suara lantang memanggil. ”Kembalilah, kamu bukan salah seorang dari mereka (penghuni neraka)." Akupun kembali dan mulai berlari ke arah yang berlawanan. Ular itu pun berlari dan mengejarku. Aku bertemu lagi dengan orang tua berpakaian putih itu, dan berkata kepadanya, Orang tua, tidak dapatkah kamu menyelamatkan aku dari ular besar ini. Aku telah memintamu, tetapi kamu tidak menolongku." Orang tua itu menangis dan berkata, "Aku terlalu lemah menolongmu melawan ular besar itu, tetapi aku dapat memberitahukanmu, bahwa ada sebuah bukit dekat sini dimana mereka menyimpan 'amanah suci' dari kaum muslimin. Jika kamu pergi ke atas bukit itu, kamu mungkin akan menemui sesuatu milikmu yang tersimpan yang mungkin dapat menyelamatkanmu dari ular itu," Aku segera berlari ke arah bukit yang berbentuk bulat itu. Banyak jendela yang terbuka tirainya. Jendela-jendela itu berdaun jendela dari emas yang ditaburi batu delima merah dan permata yang sangat indah berharga. Di setiap jedelanya bergantung tirai sutra yang langka. Ketika aku bersiap akan mendaki bukit itu, malaikat memanggil-manggil dengan suara keras, "Bukalah jendela-jendela dan naikkan tirai-tirai dan keluarlah dari kamar-kamarmu! Ada seorang laki-laki bernasib malang. Barangkali amanah miliknya padamu, yang mungkin dapat menolongnya dari kemalangannya." Jendela-jendela itu langsung terbuka, tirai-tirai dinaikkan dan keluarlah dari jendela-jendela itu sekumpulan anak-anak kecil yang tak berdosa dengan wajah-wajah yang bersinar bagaikan bulan. Saat itu aku sangat bersedih, karena ular sudah sangat dekat denganku. Anak-anak itu memanggil kawan-kawan mereka, ”Cepatlah kalian keluar, ular itu telah dekat sekali dengannya." Mendengar ini lebih banyak lagi anak-anak keluar dari jendela-jendela itu, dalam kelompok besar. Dan diantara mereka kulihat putriku tersayang yang telah meninggal pada usianya dua tahun. Ia menangis dan berseru, "Demi Allah! Ia adalah ayahku tercinta." ia melompat dari atas sebuah ayunan yang terbuat dari nur yang sangat indah dan meluncur ke arahku. Berikutnya, ia telah berada disisiku. Aku membawanya ke dadaku, ia mengangkat tangan kirinya ke arahku dan dengan tangan kanannya mengusir ular itu. ular itu langsung pergi. Lalu ia memberiku sebuah kursi dan ia duduk di atas pangkuanku sambil membelai-belai janggutku dengan tangan kanannya. Ia berkata,”Ayahku sayang,

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS. Al Hadid : 16)

Aku menangis dan bertanya kepadanya, "Anakku, apakah kalian pandai memahami A-lquran?" Jawabnya, "Bahkan kami lebih memahami daripadamu." Aku bertanva lagi, "Anakku sayang, apakah sebenarnya ular itu?" Ia berkata, "Ia adalah perbuatan burukmu sendiri dan kamu telah membuatnya sangat kuat sehingga ia hampir menjerumuskanmu ke neraka."Aku bertanya, "Dan siapakah orang tua berbaju putih itu?" Ia menjawab, " Ia adalah perbuatan baikmu dan kamu telah membuatnya begitu lemah dengan sedikit perbuatan-perbuatan baik hingga ia tidak dapat menolongmu melawan ular itu (walaupun ia menasehatimu suatu cara menyelamatkan diri) "Aku bertanya, "Apa yang kalian lakukan di atas bukit ini? " Ia menjawab, "Kami adalah anak-anak orang muslim yang meninggal pada masa kanak-kanak. Kami akan tinggal di sini hingga hari kebangkitan, menanti untuk bergabung dengan orang-orang tua kami bila mereka datang kepada kami. Dan kami akan memohon ampun bagimu kepada Tuhan kami."

Kemudian aku terbangun dari mimpi itu, dengan rasa takut (kepada ular itu) masih berat dalam hatiku. segera setelah aku bangun, aku bertaubat kepada Allah dan meninggalkan cara hidupku yang buruk. (Raudh) .

Kitab ini menjadi sangat tebal di luar dugaan saya. Awalnya, saya ingin menulisnya dengan ringkas, tetapi tanpa saya kehendald, tenyata kitab ini menjadi tebal dan panjang, sehingga saya khawatir tidak banyak orang yang sanggup membacanya. Karena pada zaman ini, orang sudah tidak sempat lagi membaca kitab agama. Dan oleh sebab itulah, saya mencukupkannya di sini dengan tiba-tiba. Semoga Allah mengaruniai saya yang terjebak dalam cinta dunia dan dosa-dosa ini untuk kembali kepada kepada-Nya. Semoga Dia memberi saya taufik, agar dapat merasakan kerezatan membenci dunia yang terkutuk ini.

Saya susun kitab ini dimulai pada bulan syawal 1366 H. Kemudian karena beberapa sebab yang sulit dihindari, saya agak lambat menyelesaikannya. Kini, walaupun saya ingin menambahkan beberapa masalah dalam kitab ini, tetapi karena sudah cukup tebal, maka pada hari ini, tanggal 22 Safar 1368 H,
saya akhiri penulisan kitab ini.


Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi (Semoga Allah mengampuni))
Madrasah Mazhahir Ulum, Saharanpur

Jika Anda suka artikel ini, BLOG-C akan kirim langsung ke alamat email Anda.
Silahkan masukkan alamat email Anda, kemudian klik "Subcribe" :



Lihat juga artikel BLOG - C dibawah ini :
  1. Kisah Nabi ISA AS 
  2. Kisah Aisyah Binti Abu Bakar Rha 
  3. Kisah Maimunah Binti Al-Harits Rha 
  4. Kisah Juwairiyah Binti Al-Harits Rha 
  5. Kisah Zainab Binti Jahsy Rha 
  6. Kisah Siti Khadijah Khuwailid Rha 
  7. Kisah Saudah Binti Zamah Rha 
  8. Kisah Hafsoh Binti Umar Rha 
  9. Kisah Shafiyyah Binti Huyai Rha 
  10. Kisah Ummu Salamah Rha 
  11. Kisah Ummu Habibah Rha 
  12. Kisah Abdullah Bin jafar 
  13. Kisah Hasan Ra, Husein Ra, dan Abdullah Bin Jafar Ra 
  14. Kisah Syeikh Malik Bin Dinnar Rah 
  15. Kisah Imam Ahmad Bin Hambal Rah 
  16. Kisah Imam Abu Hanifah Rah 
  17. Kisah Imam Malik Rah 
  18. Kisah Imam Muslim Rah 
  19. Kisah Imam Al-Bukhari Rah 
  20. Kisah Imam Syafi'i Rah 
  21. Kisah Syeikh Maulana Ilyas 
  22. Kisah Syeikh Muhammad Zakaria 
  23. Jalan tobat sang rocker 
  24. Kapolda Berdakwah Polisi dapat hidayah 
  25. Kisah Cat Steven AKA 
  26. Kisah HENGKI TORNANDO 
  27. Anton Medan, Mantan Rampok & Bandar Judi yang Jadi Da'i 
  28. Kisah Pentolan Grup Metal "Irvan Rotor" 
  29. Sakti eks Gitaris So7 ganti nama Islami dan kembali bermusik 
  30. Perjalanan Religi Sakti So7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...